Bahaya Perilaku Konsumtif di Era Digital, Bedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan Agar Hidup Tenang

Opini43 Dilihat
banner 468x60

Banten,Bidik-nusantaranews.com Menjamurnya market place, gempuran belanja online dan segala kemudahan pembayaran yang ditopang dengan beragam iklan diskon nan menggiurkan membuat siapa pun tergoda untuk membeli barang.

Apalagi semua fitur market place bisa denagn mudah diakses hanya dalam satu genggaman lewat telepon pintar. Tren praktik konsumsi atau membeli di era digital saat ini cenderung hanya memenuhi kebutuhan eksistensi dan membentuk identitas sosial di dunia maya.

banner 336x280

Demi memenuhi gaya hidup (lifestyle) di media sosial, cenderung membuat para penggunanya tanpa disadari telah melakukan perilaku konsumtif yang didorong dengan tawaran-tawaran review produk dari penjual oleh influencer.

Tuntuntan gaya hidup menjadi salah satu faktor yang memengaruhi seseorang berperilaku konsumtif. Gencarnya iklan produk yang menawarkan diskon membuat siapa pun terbuai dan mudah terbujuk rayuan iklan, rekomendasi teman atau tren yang sedang terjadi agar tidak dianggap ketinggalan zaman.

Lantas apa sebetulnya perilaku konsumtif itu? 

Perilaku konsumtif merupakan perilaku membeli benda atau jasa untuk memenuhi hasrat, keinginan secara berlebihan tanpa didasari antara kebutuhan dan keinginan. Alhasil, ini akan menimbulkan perilaku boros dalam pengeluaran keuangan.

Faktor-faktor yang memengaruhi seseorang berperilaku konsumtif, antara lain:

  • Ingin tampak beda dengan orang lain;
  • Gengsi demi menjaga penampilan;
  • Ikut-ikutan atau istilah gaulnya FoMo  (Fear of Missing out);
  • Tergiur hadiah;
  • Kemasan menarik atau lucu;
  • Pertimbangan harga;
  • Menjaga status sosial;
  • Pengaruh model iklan dan lainnya.

Jika hidup terus-terusan dihabiskan hanya untuk memenuhi gaya hidup konsumtif maka dapat menimbulkan beberapa dampak, salah satunya dampak finansial. Orang yang mementingkan gaya hidup konsumtif seringkali berpikiran tidak rasional.

Biasanya mereka akan menghabiskan uang untuk membeli barang tanpa memikirkan kegunaan barang tersebut. Tidak heran jika orang yang mementingkan gaya hidup konsumtif akan merasa kesulitan dalam hal keuangan.

Banyaknya tunggakan, cicilan dan lainnya akibat memenuhi gaya hidup konsumtif akan membuat stres dan beban pikiran bertambah karena masalah keuangan.

Terkadang, kondisi ini akan diperparah dengan beban dan tekanan dari masyarakat yang menuntutnya untuk memiliki barang-barang tertentu. Inilah yang akhirnya membuat mereka melakukan pemborosan dan lainnya.

Agar terhindar dari gaya hidup konsumtif, maka seseorang perlu membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Jika ingin membeli sesuatu tanyalah pada diri sendiri terlebih dahulu apakah membutuhkan barang tersebut atau hanya keinginan semata.

Buat anggaran bulanan dengan menghitung total pendapatan dan pengeluaran. Menentukan batas anggaran serta membuat daftar kebutuhan dan keinginan.

Tidak hanya itu, jika ingin terhindar dari perilaku konsumtif jangan terlalu mengikuti tren karena dapat memicu keinginan membeli barang-barang yang sedang tren namun tidak begitu dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Alhasil dapat menyebabkan pemborosan yang bisa merugikan finansial.

Berhenti membandingkan diri sendiri denagn orang lain. Cobalah untuk memulai mengenali diri sendiri dan fokus pada hal-hal penting seperti kesehatan, kebahagiaan, dan keluarga.

Terpenting adalah selalu menerapkan nilai-nilai integritas dan prinsip antikorupsi dalam diri sendiri, salah satunya menerapkan pola hidup sederhana. (***)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *