Puluhan Warga Banjarnegara Ikuti Pelatihan Usaha dari Baznas

Img 20250314 Wa0072

BANJARNEGARA,BIDIK-NUSANTARANEWS.COM – Sebanyak 80 orang mustahiq (penerima zakat) dari Banjarnegara mengikuti pelatihan Usaha Ekonomi Produktif (UEP). Pelatihan tersebut digelar oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Banjarnegara, di Gedung Baznas, selama 3-10 hari.

Sekretaris Baznas, Eko Juniadi, menyampaikan, kegiatan pelatihan itu merupakan salah satu upaya Baznas Banjarnegara untuk membantu mustahiq keluar dari lingkaran kemiskinan. Terdapat empat jenis pelatihan sesuai kejuruannya, yakni pelatihan usaha cuci baju (laundry), potong rambut (barbershop), teknisi las, dan pertukangan kayu.

Img 20250220 Wa0037

“Melalui pelatihan ini, diharapkan para mustahiq dapat memperoleh keterampilan baru yang dapat mereka gunakan untuk membuka usaha dan meningkatkan penghasilan,” jelas Eko, pada acara pembukaan pelatihan di di Sasana Bakti Praja, Selasa (9/7/2024).

Lebih lanjut, pelatihan diselenggarakan di beberapa lokasi, yakni pelatihan las listrik dan tukang kayu dilaksanakan di kantor Dinas Tenaga Kerja Banjarnegara, pelatihan barbershop dan laundry dilaksanakan di gedung Baznas setempat.

Perwakilan dari Baznas Banjarnegara, Suahardi Ahmad, mengatakan, pihaknya menyediakan dana sebesar Rp 228 juta untuk pelaksanaan pelatihan UEP. Dana tersebut digunakan untuk membiayai pelatihan, konsumsi, dan peralatan bagi para peserta

“Baznas juga akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap para peserta setelah selesai pelatihan,” ujarnya.

Asisten Pembangunan Sekda Banjarnegara, Riatmodjo Ponco Nugroho, berpesan kepada para peserta pelatihan untuk mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh dan menerapkan ilmu yang diperoleh sebaik-baiknya.

“Jangan jual alat-alat yang diberikan karena akan ada pengawasan dan survei dari Baznas,” pesannya.

Ia berharap, hasil dari pelatihan UEP dapat menjadi bekal bagi para mustahiq untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Dengan memiliki keterampilan baru, mereka dapat membuka usaha dan meningkatkan penghasilan, sehingga lambat laun mereka dapat keluar dari lingkaran kemiskinan dan menjadi muzaki (pemberi zakat) bukan lagi menjadi mustahiq (penerima zakat).

Salah seorang peserta pelatihan, Wiji Sukmana, mengaku senang mengikuti pelatihan tersebut.

“Allhamdulillah saya bisa ikut kursus ini. Rencananya, saya mau buka bengkel las sendiri nantinya,” ungkapnya. (***)

banner 468x60

Komentar