Kota Batu,Bidik-nusantaranews.com Malam itu di tengah keletihanku, sang dingin malam pelan namum pasti membalut kuat tubuhku, yang sudah tidak dibilang muda lagi. Namun kakiku terus melangkah menuju tujuanku. Spontan keluar dari mulutku syair lagunya Kla Projek, “Masih seperti dulu. Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna. Terhanyut aku akan nostalgi. Saat kita sering luangkan waktu. Nikmati bersama. Suasana Jogja (Batu)……. “
Langkahkupun terhenti di alun-alun kota yang dipenuhi lampu warna-warni yang membuat kotaku terlihat nakin cantik di malam hari. Tidak seperti dulu hanya ada beberapa lampu penerangan saja. Rasa senang, bangga, haru berkecamuk dalam dadaku menjadi satu. Dan akupun memilih untuk duduk di salah satu sudat Alun-alun Batu, seiring anganku membawa ke masa lalu dengan berbagai cetita.
Kota Batu atau saat ini sering juga disebut dengan Kota Wisata Batu (KWB), dahulunya merupakan bagian dari Kabupaten Malang. Kemudian pada 6 Maret 1993 ditetapkan menjadi kota administratif dan tanggal 17 Oktober 2001 Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang. Batu juga dikenal sebagai salah satu kota wisata terkemuka di Indonesia, dengan potensi keindahan alam yang luar biasa, sehingga pada jaman dulu kota yang berada di ketinggian antara 800-2000 di atas permukaan air laut ini keindahan dan keelokan alamnya sangat di kagumi bangsa Belanda, sampai-sampai Batu disejajarkan dengan Swiss dan dijuluki sebagai De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa oleh mereka.
Bagai mana tidak Indah dan elok Kota Wisata Batu. Disetiap sudut mata angin kita dapat melihat gunung-gunung, di antaranya: Gunung Anjasmoro (2,277 mdpl), Gunung Welirang (3.156 mdpl) Gunung Arjuno (.3.339 mdpl), Gunung Kawi (2.551 mdpl), Gunung Pandeman2,045 mdpl), dan gunung Semeru (3.676 Mdpl). Di sebalah barat terdapat kawasan hutan lindung Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Kondisi geograrfis ini mumbuat udara Kota Wisata Batu sejuk bahkan boleh di katakan dingin.
Seiring dengan perkembangan yang ada, sebagai salah satu tujuan Wisata terbesar di Indonesia, Batu terus berbenah guna memepersiapkan diri untuk menyambut wisatawan lokal mapun manca negara. Hal ini dapat dilihat dari munculnya hotel-hotel baru, juga munculnya objek-objek wisata baru, selain objek wisata yang sudah lama ada. Seperti dianataranya: Wisata udara Paralayang, Jatim Park 3, Batu Nigth Spectaculer, Museum Satwa, wista out bond, Museum Transportasi, Museum Tubuh di Bagong Adventure. Ada Pradator Park, dan berbagai arena wisata lainya. Batu juga memiliki tempat untuk memanjakan baga para wisatawan yang menyukai alam seperti: Wisata Gua, Air terjun, pemandian ada Selcta dan Songgoriti, serta pemandian airpanas. Ada juga Agrowisata, Wisata perkemahan, Wisata Keluarga, Wisata pendidikan dan Wisata Rohani.
Tak terasa malampun semakin larut, Hebusan angin malam mulai menambah dinginnya tubuh ini. Tapi bukan berati Kota Batu pun terlelap tidur seperti sebagian warganya yang letih, setelah seharian bekerja. Suasana Alun-alum Kota Batu per;ahan mulai berubah. Kehidupan malampun mulai terlihat dengan bermunculanya kuliner malam yang siap memanjakan wisatawan.
Oh ia sebelum lupa !
Panjenengan-panjenengan ojo lali (kalian jangan lupa) mampir dan cicipi kuliner-kuliner lagenda di Kota Batu. Bahkan ada yang jualan sejak tahun 50an, di antaramya:
Es Capur Tempo Dulu (Es Campur Pak Said).
Lokasinya ada di sebelah barat Mesjid An-Nur (alun-alun} Batu, peris di jalan mau masuk gang Kauman. Orang suka menyebut Es Pak Said karena penjualnya pak Said. Stiap hari buka dari jam 09.00 wib – 17.00 wib.
Pak Said pernah cerita, kalau dia jualan es sudah sejak 7 Agustus 1954 dan menjadi salah satu saksi mata perubahan demi perubahan Alun-alun Batu sampai saat ini.
Ada cerita dari mulut ke mulut dari mereka yang pernah bersekolah di Batu dan yang penah menikmati segarnya esnya pak Said. Begini ceritanya: Pak Said ini tidak pernah memberi tarif kalau anak sekolah yang beli. Kalau anak pakai seragam sekolah mau bayar paling ditanya sama pak Said, “ono piro rek duitmu (uangmu ada berapa)?” dan pak Said akan terima seberapa yang diberikan anak sekolah itu.
Entah sudah berapa banyak pelanggan dan berapa banyak yang pernah merasakan kebaikan pak Said, baik mereka yang asli dari Kota Batu atau mereka dulumya kost di Batu karena bersekolah di sana, yang jelas pada saat foto dan videonya di posting di salah satu platrom medsos. Responnya cukup banyak dan beragam, baik dati berbagai kota di Indonesia maupun berbagai kota manca negara.
Bakso Cak No.
Kalau Es Campur Pak Said ada di sebelah kanan atau sebelah baratnya Majid An-Nur, sedangkan Bakso Cak No, ada di sebalah kiri hampir nempel dengan pembatas Masjid An-Nur. Jam operasionalnya dari 09.00 wib – 21.00 wib
Lokasi tepatmya di Ruko Komplek Batu Plaza paling kanan. Kalau beruntung yang bawa mobil pribadi, bisa parkir tepat di depanmya.
Lain cerita Es Campur Pak Said,lain juga cerita Bakso Cak No. Kisah awal mulanya Cak No jualan bakso, tepatnya kapan saya tidak tau, tapi yang jelas di awal tahun 80an saya pertama kali menginjakkan kaki di Batu, Cak No sudah jualan bakso..
Sebagaimana ciri khas bakso Malang/bakso Batu ada: mie, miehun, tahu, somai kukus dan goreng, bakso kasar serta bakso halus. Jangan lupa minta sama penjualnya sause tomat mickey mouse dipisah buat “ditotol-totol” bakso atau yang lainnya sebelum dimakan. Biar terasa sensasinya.
Ada cerita dari dari mulut ke mulut, ada pelanggan Bakso Cak No, kalau lagi kepingin atau ada acara. Si penaggan ini akan memesan dan minta dikitim ke Jakarta.
Rujak Manis Pak Gatot.
Setiap kali pulang ke Batu, tidak pernah tidak pasti saya akan singgah untuk minum Es Campur Pak Said dan makan Bakso Cak No. Serta yang satu ini, Rujak Manis Pak Gantot. Tidak tau sejak kapan pak Gatoto mulai usaha jualan rujak manis, tapi yang jelas sejak awal tahun 80an pak Gatoto sudah jualan di pojok jalan samping kompleks sekolahan di Jalan Panglima Sudirman.
Bumbu rujaknya khas dan enak, dari dulu pak Gatot tetap mejaga kualitasnya sampai saat ini.
Selain isinya buah-buahan, Rujak Manis Pak Gatot diberi tahu dan seprtinya tahu seperti itu hanya ada di Batu.
Bagi pata pemburu kuliner yang ingin peda atau tidak, tinggal bilang saja apa yang kita suka, Pasti akan dilayani dngan senyum khasnya.
Sama dengan Pak Said dan Cak No, langganan pak Gotot juga sudah menyebar di mana-mana. Bahkan ada cerita, ada langganan yang bungkus beberapa porsi untuk di bawah pulang keluar jawa.
Kalau tiga di atas ini adalah kuliner yang jam operasionalnya di siang sampai sore hari, berikut di bawa ini kuliner khas Batu yang juga sudah ada sejak lebih 30 tahan yang jam operasional di malam hari smpai jelang pagi. Berikut dua di antaranya:
Roti Bakar Joenoes
Kalau di Jakarta ada Roti Bakar Edy. Di Kota Wisata Batu ada Roti Bakar Joenoes. Letaknya tidak jauh dari pos Polisi Perampatan Pesangrahan, depan Hotel Kartika Wijaya.
Hampir setiap malam dipenuhi para langganannya dari sekitar Kota Batu dan wisatawan yang ada di sana. Kalau akhir pekan atau hari libur lainnya, kita harus rela anteri untuk menikmati makanan dan minum favorit kita atau hanya sekedar menikati malam di kota Batu dengan sgelas minum hangat di temani dengan roti bakar Joenoes atau dengan semangkol mie istan dengan toping telur, kornet keju.
Pojok Ketan.
Sebelum ada yang lain jualan serupa di Alun-alun Kota Batu, Pojok Ketan sudah mengawalinya, dengan menu utamanya Ketan Kicir. Namun dengan sering perkembangan kuliner serupa saat ini, sudah rersedia berbagai toping,
Sekedar untuk mengetahui kapan Pojok Ketan ini mulai berjualan. Kita kembali lagi ke tahun 80an, Pojok Ketan dulu jualan di gerobak yang diberi tenda selebar gerobak jualan itu, tapi tidak pernah sepi dari pelangganya. Letaknya dulu ada di pojokkan jalan sebelah selatan Gor Ganesha, mash di sekitar Alun-alun dan sekarang pidah di pojok jalan seberang dari tenpat yang lama. Menurut cerita Pojok Ketan ini sudah ada jauh sebelum tahun 80an.
So jadi tidak ada salahnya, para pemburu kuliner mencoba sensasi menikati Ketan Kicirnya Pojok Ketan dengan segels kopi tubruk (bukan kopi kemasan) dan tempe goreng jelang pergantian hari.
Wow….
Tak terasa hari telah berganti, aku harus segera tiba ditujuanku. Usai berpamitan dengan mereka yang ada disitu dan menghabis kan tegukan terakhir kopi tubrukku. Akupun segera beranjak melangkah ke arah tujuanku di temani eratnya dekapan dingin yang seoalah-olah takut kehilangku lagi. Akupun mempercepat langkahku agar segera tiba di tempat tujuan dan beristirahat untuk menghilangkan kepenatan dan keletihaku.(QQ)