Dimulainya Pengambilan Air Suci dari 7 Sumber, Puncak Hari Jadi Wonosobo Sudah Dekat

Sosial Budaya74 Dilihat
banner 468x60

Wonosobo,Bidik-nusantaranews.com – Lebih dari sekadar ritual, pengambilan air suci dari 7 sumber dalam prosesi Hari Jadi Kabupaten Wonosobo menjadi simbol pelestarian tradisi dan bentuk penghormatan terhadap leluhur serta alam Wonosobo. Prosesi ini bukan hanya bagian dari perayaan, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga warisan budaya dan nilai-nilai spiritual yang telah diwariskan oleh para pendahulu.

Salah satunya Tuk Surodilogo. Surodiogo berada di tengah tengah pegunungan antara Desa Pagerejo dan desa tlogomulyo Kecamatan Kertek, Wonosobo. Air yang diambil dari Tuk Surodilogo ini memiliki makna religius dan budaya yang mendalam bagi masyarakat Wonosobo.

banner 336x280

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo Agus Wibowo menyampaikan bahwa tradisi pengambilan air di Tuk Surodilogo ini jadi bagian penting dalam rangkaian Hari Jadi ke-199 Kabupaten Wonosobo.

“Ritual ini juga mejadi simbol betapa pentingnya air bagi kehidupan manusia, apalagi Tuk Surodilogo dimanfaatkan masyarakat Desa Pagerejo untuk kebutuhan sehari-hari. Air jadi bagian penting dalam prosesi Hari Jadi Wonosobo dan juga untuk masyarakat, artinya ini perlu dijaga kelestarian sumbernya. Agar ketersediaan air bisa dimanfaatkan generasi-generasi pada masa depan”, ungkap Agus usai pengambilan mata air di Tuk Surodilogo, Jum’at (12/7/2024).

Ritual ini juga mejadi simbol betapa pentingnya air bagi kehidupan manusia, apalagi Tuk Surodilogo dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Pagerejo untuk kebutuhan sehari-hari. Dipercaya sebagai air yang memancarkan kesucian dan kekuatan, air ini akan dicampur oleh Bupati dan Wakil Bupati pada malam Birat Sengkolo tanggal 23 Juli 2024.

Prosesi pengambilan air di Tuk Surodilogo dimulai upacara permohonan dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo yang dipiimpin Kepala DInas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Wonosobo, juga didampngi Kepala OPD lainnya kepada sesepuh yang juga Kepala Desa Pagerejo Kertek, Nurwadi.

Setelah dilakukan doa, proses pengambilan air dilakukan Kepala Disparbud Wonosobo dengan menuangkan air ke dalam dirijen besar.

Setelah selesai melakukan pengambilan air dari Tuk Surodilogo, rombongan kembali menuju Desa Pagerejo. Khusus di bulan Juli 2024 ini, setelah pengambilan air acara dilanjutkan dengan Nyadran Tenong Sego Golong dan Laku Sikramat. Lokasi dari prosesi ritual tersebut dilakukan di Makam Sikramat yang ada di Desa Pagerejo.

Agus memaparkan. prosesi ini mengawali ritual pengambilan 7 mata air dari empat penjuru mata angin di Kabupaten Wonosobo. “Yang pertama di Tuk Surodilogo ini. Selanjutnya, minggu depan akan kita ambil secara bertahap di enam mata air yang lain. Yakni, Tuk Bimo Lukar dan Tuk Goa Sumur di utara, lalu Tuk Surodilogo dan Tuk Mudal di sebelah timur. Yang di selatan ada Tuk Sampang dan Tuk Tempurung, serta di barat Tuk Kaliasem,” paparnya.

Prosesi Birat sengkolo yakni tanah dan air dari Plobangan ke bupati nanti disitu akan dicampur tujuh sumber air. Ketujuh-tujuhnh dicampur oleh bupati, menunggu yang dari Plobangan diserahkan waktu topo bisu. Setelah topo bisu dilakukan pencampuran air ada doa bersama 7 pemuka agama setelah itu air yang dicampur dibawa ke paseban timur untuk dilakukan birat sengkolo.

Pengambilan air di Tuk Surodilogo ini menjadi penanda bahwa puncak prosesi Hari Jadi ke-199 Wonosobo sudah dekat. Air tersebut nantinya akan dicampur bersama air dari mata air lain untuk digunakan sebagai simbolis penolak bala saat Upacara Hari Jadi.

Agus juga menjelaskan, bahwa tradisi ini menjadi pertanda bahwa Kabupaten Wonosobo memiliki kekayaan budaya dan tradisi beraneka ragam.

Disebutkan, Wonosobo tak hanya memiliki wisata alam yang indah, namun juga punya wisata budaya, tradisi, kesenian dan kearifan lokal yang menyimpan makna mendalam.

“Melalui ritual ini, menegaskan komitmennya untuk terus melestarikan tradisi dan menjaga harmoni dengan alam sekitar, mencerminkan rasa syukur dan penghargaan yang mendalam terhadap sumber kehidupan yang diberikan oleh alam,” pungkasnya. (Aa)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *