Jakarta,Bidik-nusantaranews.com — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencetak ratusan ribu lulusan yang berkontribusi pada sejumlah lini profesi strategis. Alumni ITS memiliki potensi besar dalam membangun jejaring alumni sebagai mitra strategis yan dapat memberikan kontribusi bagi negara dan masyarakat.
Bakal Calon Ketua Umum (Bacetum) IKA Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dr. Ir. Muhammad Fauzan S.T.,M.M.,IPU.,ACPE.,CRE menyebutkan masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi utamanya dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045, kita perlu mengatasi permasalahan mendasar seperti kesenjangan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta kesenjangan sosial antara kelompok kaya dan miskin. Selanjutnya, kurangnya infrastruktur yang memadai, terutama di wilayah terpencil, menghambat pertumbuhan ekonomi dan mobilitas masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Sementara itu, dari sisi geografis Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik sangat rentan terhadap bencana alam. Sehingga hal ini berdampak pada perubahan iklim, seperti peningkatan suhu dan kenaikan permukaan air laut semakin mengancam keberlangsungan hidup masyarakat, terutama di sektor pertanian dan perikanan.
Lalu, dengan jumlah penduduk yang sangat besar, Indonesia seharusnya memiliki sumber daya manusia yang unggul. Namun, kualitas pendidikan yang masih rendah menjadi tantangan besar dalam meningkatkan daya saing bangsa.
Sedangkan, pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang berkelanjutan masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Kegiatan eksploitasi sumber daya alam harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak lingkungan dan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat.
Bacetum IKA ITS, Muhammad Fauzan mengusung visi “S.I.N.E.R.G.I” (Solid, Innovative, Networked, Empowering, Resilient, Global, Impactful), dengan 3 (tiga) aspek misi yang dapat memaksimalkan potensi alumni ITS dalam menjawab tantangan pembangunan nasional.
“Dengan mengusung semangat SINERGI, diyakini bahwa alumni ITS dapat menjadi change agent yang berperan aktif dalam pembangunan negeri untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah dan lebih baik untuk Indonesia,” ujar Fauzan.
Lebih lanjut, Fauzan menilai kondisi eksisting dari jejaring alumni ITS masih kurang aktif dan belum terstruktur dengan baik. Kedua, minimnya platform dan kegiatan yang secara khusus dirancang untuk menghubungkan alumni juga turut menghambat terbentuknya komunitas alumni yang solid. Hal ini mengakibatkan kurangnya interaksi dan kolaborasi di antara sesama alumni.
“Keterbatasan branding, dan pengakuan alumni ITS di dunia profesional belum optimal. Meskipun ITS memiliki reputasi yang baik. Akibatnya, potensi alumni ITS dalam berkarier dan mengembangkan jaringan profesional menjadi kurang maksimal,” terang Fauzan.
Terakhir, kolaborasi antara alumni ITS dan sektor bisnis juga masih terbatas. Kerjasama yang belum optimal ini menyebabkan potensi sinergi antara dunia akademis dan industri belum tergarap secara maksimal. Padahal, kolaborasi ini sangat penting untuk menghasilkan inovasi, pengembangan bisnis, dan membuka peluang kerja bagi alumni ITS.
Diharapkan dengan inovasi dan jaringan yang kuat, alumni ITS dapat membuktikan diri sebagai solusi bagi tantangan zaman dan kontribusi dalam pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.
“Mereka tidak hanya sukses berkarier, tetapi juga aktif berkontribusi dalam pengembangan masyarakat dan membawa harum nama ITS di dunia.” tutup Bacetum IKA ITS, Dr. Ir. Muhammad Fauzan S.T.,M.M.,IPU.,ACPE.,CRE.