BNN
KADANG, hidup suka ngasih kejutan yaa..
Kayak kamu lagi fokus dengan diri sendiri, tiba-tiba ada seseorang yang datang tanpa diduga-duga.
Ya, aku pernah mengalami itu, dan kali ini, aku mau cerita sedikit tentang pengalamanku yang satu ini.
Jadi gini, ceritanya ada seseorang yang mendekatiku.
Sosoknya persis seperti yang aku idamkan, dia memiliki sikap yang ramah, baik, dan punya empati yang tinggi juga.
Dia selalu hadir dengan senyum hangat yang bikin suasana jadi adem. Setiap kali dia ngomong, ada aja yang bikin aku surprising , entah itu candaannya atau cara dia perhatian sama hal-hal kecil yang aku suka.
Aku kagum, gak bisa dipungkiri.
Tapi, di balik kekagumanku itu, ada sesuatu yang nahan aku untuk maju lebih jauh.
Bukan karena dia gak cukup baik atau gak layak untuk diperjuangkan, tapi lebih karena aku merasa belum siap untuk terlibat lebih dalam.
Ada sesuatu yang harus aku upayakan di usiaku saat ini, tentu juga butuh waktu untuk benar-benar siap menerima seseorang dalam hidupku. Dan meskipun perasaanku ada, aku memilih untuk menunda ” butterfly ” itu.
Aku coba tetap bersikap biasa aja, menganggap dia sebagai teman.
Walaupun kadang hati kecilku berbisik, “Kamu suka, kan?”
Tapi, aku selalu jawab dengan senyum kecil, “Iya, tapi belum waktunya.”
Dibalik itu, aku juga bersyukur pernah kenal dengan dia.
Satu hal yang aku yakini, jika memang kita berjodoh, Tuhan pasti akan menemukan jalan untuk mempertemukan kita lagi.
Jadi, untuk saat ini, aku memilih untuk menunda perasaan itu, menunda momen butterfly seperti yang sedang dirasakan anak muda di usiaku.
Kalau jodoh, gak akan ke mana, kan?
Mungkin gak semua orang bisa ngerti pilihan ini, tapi inilah yang terbaik buatku saat ini.
Butterfly -nya ditunda dulu, siapa tahu nanti, ketika waktunya tepat, aku bisa merasakannya tanpa ragu lagi.
Penulis : Ariana