BELITUNG – Berbicara Belitung, satu gugusan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dikenal luas dengan potensi wisata baharinya. Laut pantai yang biru dan bibir pantai berselimut pasir putih, dan bebatuan granit raksasa membelah ombak, mempercantik nan elok di mata para wisatawan.
Bak surganya dunia, Belitung tidak hanya kaya akan wisata bahari. Dari pinggiran pulaunya juga terbentang wisata alam, atau agrowisata, yakni Sawah Eks Jepang. Dari namanya, wisata yang terletak di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Simpang Renggiang, Kabupaten Belitung Timur ini, perpaduan antara wisata alam, dan sejarah.
Kepala Desa Simpang Tiga Wasni mengungkapkan, dari cerita para tetua adat, Sawah Eks Jepang yang dapat dikunjungi dengan jarak tempuh sekitar 1 jam 30 menit dari Tanjungpandan, Ibukota Kabupaten Belitung ini, ialah salah satu destinasi wisata bersejarah dengan nuansa persawahan, dan perbukitan yang merupakan bekas tempat kedudukan kekuasaan Jepang.
“Sawah dan bendungan air yang berada di tempat ini memang merupakan peninggalan Jepang pada tahun 1942-1945, yang mana pada masa penjajahan itu masyarakat sekitar dikerja paksa membuat, serta menggarap sawah dengan luasan 30 hektare. Tujuannya sebagai lumbung pangan yang diperuntukkan keperluan perang militer Jepang,” ujarnya.
Selama tiga tahun penggarapan (1942-1945), kemudian pada 23 Agustus 1945, Jepang yang sudah menyerah kepada sekutu meninggalkan Pulau Belitung, sehingga areal persawahan, dan bangunan pos pengawasan sawah di balik Bukit Genting Apit ditinggalkan begitu saja, dan bangunan pos ini pun akhirnya terbengkalai, dan telah menjadi hutan.
Melihat potensi ini, kemudian Pemerintah Desa (Pemdes) Simpang Tiga berinisiatif untuk mengembangkannya pada Januari-Februari 2023, dan menjadikannya sebagai objek wisata, serta dibuka untuk umum.
“Tempat ini juga terdapat beberapa peninggalan sejarah yang belum banyak diketahui khalayak, sehingga pemerintah desa kembali mengembangkan Sawah Eks Jepang ini,” ujar Wasni.
Daya tarik lainnya dari wisata ini ialah terdapat bukit yang berada tepat di sebelah bendungan yang disebut sebagai Bukit Genting Apit. Berdasarkan sejarahnya, bukit dengan tinggi 350 mdpl ini menjadi lokasi pendudukan Jepang untuk memantau para pekerja paksa. Bahkan, memperkuat nilai sejarahnya, hingga saat ini masih tersisa fondasi bangunan di atas bukit yang digunakan sebagai tempat pertemuan orang-orang Jepang.
Dengan rentetan sejarah dibaliknya, serta keindahan dari agrowisata Sawah Eks Jepang, sangat cocok untuk kamu yang pengen healing, tapi juga belajar banyak tentang salah satu tempat bersejarah di Belitung.
Penulis : Tim MG