BATANG – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, mendampingi Menteri ESDM RI Bahlil Lahadalia, pada pengelasan perdana pipa transisi gas bumi Cisem 2 di KIT Batang, Senin (30/9/2024). Selain distribusi gas bagi industri, nantinya saluran itu juga bisa menyuplai kebutuhan gas rumah tangga bagi masyarakat sekitar.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pipa transisi gas bumi Cisem 2 merupakan jaringan yang menghubungkan ruas Batang-Cirebon-Kandang Haur Timur, sejauh 245 km. Gas jaringan itu bersumber dari Lapangan Jambaran Tiung Biru-Jatim, yang kemudian tersambung ke jaringan Cisem 1 Semarang-Batang.
Dengan masuknya jaringan pipa gas tersebut, harga gas untuk industri diharap semakin terjangkau.
“Kawasan Industri Terpadu Batang didesain punya keunggulan sendiri. Salah satunya bagaimana jaringan gas bisa masuk dengan harga terjangkau. Ini kita ambil dari Tiung Biru-Jatim. Nah dari Jawa Timur nanti bisa masuk sampai ke Cirebon. Semarang-Batang hingga Cirebon,” ujarnya, kepada pewarta, seusai pengelasan perdana.
Bahlil mengatakan, pendanaan untuk jaringan tersebut berasal dari APBN tahun jamak. Nilai investasinya mencapai Rp2,7 triliun.
“Ini bisa jadi jaringan gas, jargas rumah tangga, supaya kita tak terganggu dengan LPG. Harganya jargas jauh lebih murah LPG. Dan tidak ada lagi orang mengatakan kita susah gas, elpiji 3 kilogram naik harga. Pemerintah sedang mendesain bagaimana saluran pipa ini sampai bisa ke rumah tangga,” imbuhnya.
Anggota Komite BPH Migas Iwan Prasetya Adhi menjelaskan, untuk jaringan Cisem 1 (Semarang-Batang) telah rampung dikerjakan. Kini, jaringan pipa tersebut telah menyalurkan gas ke beberapa industri pada kawasan khusus. Di antaranya industri makanan di kawasan ekonomi khusus Kendal, dan industri keramik di Batang.
“Ini juga bisa dimanfaatkan masyarakat, bagi warga Batang, Kendal, pokoknya yang dilewati oleh pipa transmisi, bisa disambungkan ke pipa kecil nyambung ke masyarakat,” tuturnya.
Terkait harga, Iwan menyebut nantinya akan ditentukan oleh Perusahaan Gas Negara. Sementara, BPH Migas berwenang menentukan “Tol Fee” atau harga sewa tiap volume gas yang dialirkan.
“Kita dari sisi tol fee jelas jauh lebih murah, karena memang asetnya dibangun APBN. Beda kalau misal dari swasta,” urainya.
Direktur Utama KIT Batang Ngurah Wirawan, mengapresiasi pembangunan jaringan pipa transisi gas bumi Cisem 2. Menurutnya, hal itu akan menggaet lebih banyak investor untuk menanamkan modal di tempat tersebut.
“Ini meningkatkan keyakinan kita, bahwa suplai gas ke Batang tidak akan pernah surut, baik dari timur maupun dari barat,” ungkapnya.
Sementara itu Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, berharap, adanya fasilitas tersebut dapat menarik lebih banyak investor. (*)