Sepekan, Harga Sayuran Dari Lereng Sumbing Merangkak Naik

banner 468x60

MAGELANG- Sempat anjlog beberapa pekan, harga sejumlah sayuran dari petani di Kabupaten Magelang mulai merangkak naik. Namun demikian kondisi tersebut belum memberikan laba bagi petani, khusunya untuk modal tanam dimusim mendatang.

Salah satu petani asal Dusun Kacetan, Desa Ngargosuko Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang, Muri menceritakan untuk tanaman loncang masih menjadi andalan para petani di lereng Gunung Sumbing.

banner 336x280

Kini, lanjut Muri harga sayuran dari lereng gunung Sumbing tersebut mulai merangkak naik dikisaran Rp 4000/kg yang sebelumnya hanya dikisaran harga Rp 2000-2500/kg.

Namun kenaikan harga saat ini belum memberikan keuntungan bagi para petani mengingat biaya awal tanam sangat tinggi khususnya pembelian bibit luncang yang mencapai Rp 17.000/kg saat itu ditambah biaya perawatan, pembelian obat dan pupuk masih tinggi

“Rugi petani untuk material beli pupuk dan beli pupuk itu tidak nutup. Untuk biaya modal awal tanam saat itu harga bibit loncang sangat tinggi 17 ribu rupiah saat itu,” kata Muri di ladangnya Minggu (13/10/2024).

Menurut Muri, kini seiring hasil panenan dari petani lain berkurang, harga daun loncang memang mulai merangkak naik, namun harga itu juga tergantung kualitasnya.

Untuk tanaman loncang maupun sayuran lain dari wilayah Kecamatan Kaliangkrik selama ini menggunakan pupuk kandang yang didatangkan dari daerah lain. Belum lagi modal membeli pupuk maupun pestisida lain yang harus dibeli agar tanaman loncang cepat tumbuh dan bebas dari serangan hama.

Dengan biaya perawatan tinggi itu Muri berharap harga beli dari pedagang pengepul terus naik agar dirinya mendapat untung dan punya modal untuk tanam kembali.

“Untuk bisa menutup harga layaknya Rp 17.000 – 20.000/kg,” ungkapnya.

Sementara itu salah satu pedagang sayuran asal Kaliangkrik Abdul Soim menuturkan, tidak stabilnya harga sayur di wilayahnya juga dipicu kondisi cuaca ekstrim sejak awal tanam hingga memasuki masa panen sehingga sayuran cepat busuk.

Selain itu, imbuhnya, harga rendah juga dipengaruhi tingkat pembelian di pasar yang lesu seiring proses panen yang bersama dengan daerah lain saat itu.

“Sayuran ini dijual ke Pasar Muntilan, dijual Rp 4500/kg dari petani 4000/kg. Itu sudah golongan naik sempat 2000/kg,” jelas Soim.

Soim memperkirakan harga sayuran akan terus mengalami kanaikan mengingat saat ini hasil panenan mulai berkurang. Selain faktor cuaca yang mulai bersahabat,  para petani di sejumlah sentra hortikultura juga baru mengawali masa tanam.

Khusus daun bawang loncang Soim membeli hingga 1 ton setiap hari. Selain daun loncang daun seledri diharga Rp 4000/kg, brokoli naik dari 7000 kini naik menjadi Rp 12.000 bahkan beberapa hari sebelumnya sempat mencapai Rp 15000/kg.

“Harga tidak stabillah, tergantung pembelinya dipasar,” ujar Soim (*)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *